Minggu, 13 Mei 2012

Pelaksanaan kurikulum berbasis kompotensi (KBK) dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

  • Selama ini proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terfokus pada keaktifan seorang pendidik (guru). Sedangkan peserta didik diposisiskan sebagai objek yang tidak pernah menjadi subjek. Karena mutu pendidikan tak kunjung mengalami peningkatan menuju mutu yang lebih baik. Berangkat dari fenomena tersebut di atas muncullah suatu kurikulum baru yang diharapkan mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam dunia pendidikan. 

  • Kurikulum di sini merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Dengan kata lain kurikulum merupakan syarat mutlak, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengajaran. Dapat kita bayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan. Juga banyak terjadi permasalahan diantaranya kurikulum terlalu padat, tidak sesuai dengan kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak, merepotkan guru dan sebagainya. Oleh karena itu akan dilakukan renofasi melalui penerapan kurikulum. Untuk kepentingan tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau (compatancy based curriculum) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksaaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah

  • Islam adalah syari’at yang diturunkan kepada umat manusia dimuka bumi ini agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan manusia yang dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di muka bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan. 

  • Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyikapi peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa [1]. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Zakiyah Daradjat sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup [2]. 

[1] Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ( Bandung: Rosdakarya, 2004), 130.
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 87.

jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)1

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah

  • Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam manajemen berbasis sekolah. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Prilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap guru baik secara individu maupun sebagai kelompok (Mulyasa, 2003: 107). 

  • Kepala sekolah sebagai pimpinan di lingkungan sekolah tidak hanya wajib melaksanakan tugas administratif. Namun juga menyangkut tugas bagaimana mengatur seluruh program sekolah. Dia harus mampu memimpin dan mengarahkan aspek-aspek baik administratif maupun proses kependidikan di sekolahnya. Sehingga kepemimpinan di sekolah harus digerakkan sedemikian rupa sehingga pengaruh prilakunya sebagai orang yang memegang kunci dalam perbaikan administratif dan pengajaran harus mampu menggerakkan kegiatan-kegiatan dalam rangka inovasi di bidang pengajaran. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah dapat mewujudkan misi dan visi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Maka dari itu kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

  • Untuk kepentingan itu kepala sekolah harus mampu memobilisasikan sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah. Pengembangan kurikulum pembelajaran, sarana dan sumber belajar, hubungan sekolah dan masyarakat dan pencipta iklim sekolah.

jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

Selasa, 01 Mei 2012

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  • Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan, dimana dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bagus, maka dapat dilihat kualitasnya. Berbeda dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan sekedarnya maka hasilnyapun biasa-biasa saja.

  • Dari tahun ke tahun, salah satu problem yang dihadapi oleh dunia pendidikan nasional adalah rendahnya mutu pendidikan pada tiap jenjang dan satuan pendidikan terutama jenjang pendidikan dasar dan menengah. Maka sudah sewajarnya kalau menjadi kegelisahan insan pendidikan tentang bagaimana memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih tinggi. Segala upaya telah dilakukan seperti pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan kepemimpinan dan manajemen sekolah. Namun demikian, indikator mutu pendidikan tidak menunjukkan perubahan yang cukup berarti.

  • Dalam Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat/bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat/bangsa tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[1]

  • Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Secara kuantitas kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan, namun secara kualitas, perkembangannya masih belum merata. Salah satu komponen yang sering dijadikan sasaran penyebab menurunnya mutu pendidikan adalah kurikulum. Kesan yang muncul di masyarakat adalah setiap ganti menteri pasti ganti kurikulum. Padahal kurikulum yang terdahulu belum tersosialisasi secara merata, tiba-tiba diganti dengan yang baru. Artinya, setiap inovasi pendidikan atau pembelajaran perlu sosialisasi yang merata dan terus menerus, mencakup tidak hanya dimensi-dimensi praktis-operasional, tetapi juga landasan-landasan konseptual filosofisnya.[2]

[1] Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Fokusmedia, 2005), hlm. 95
[2] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah, Sekolah dan Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)

jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini