Minggu, 29 April 2012

INOVASI PENDIDIKAN AKHLAK BERBASIS MANAJEMEN QOLBU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  • Terjadinya aksi dan tindak kekerasan (violence) akhir-akhir ini merupakan fenomena yang seringkah kita saksikan. Bahkan hal itu hampir selalu menghiasi informasi media masa. Sebagai contoh adalah, terjadinya tawuran antar pelajar, pemerkosaan, pembakaran gedung, pembunuhan, pembantaian, dan tindak anarkis yang lain. Itulah salah satu fenomena krisis akhlak yang kini tengah menimpa bangsa kita. Disamping itu, masih banyak krisis akhlak yang lain, seperti mabuk-mabukkan, penyalahgunaan narkotika, suap dan lain sebagainya. Krisis multi dimensional yang menimpa bangsa ini, salah satu penyebabnya -dan boleh jadi ini merupakan sebab yang paling utama- adalah karena terjadinya krisis moral atau akhlak. Krisis moral terjadi karena sebagian besar orang tidak mau lagi mengindahkan tuntunan agama, yang secara normative mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat dan munkarat (Az-Zaibari, 2003:5,6).

    jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

      Sabtu, 28 April 2012

      IMPLEMENTASI METODE KONTEMPORER DALAM PEMBELAJARAN AL QUR’AN

      BAB I

      PENDAHULUAN

      A. Latar Belakang

      • Al Qur’an merupakan Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah s.w.t kepada Nabi Muhammad s.a.w sebagai mu’jizat dan salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Allah s.w.t. menurunkan KitabNya yang kekal Al Qur’an-agar dibaca oleh lidah-lidah manusia, didengarkan oleh telinga mereka, ditadaburi oleh akal mereka, dan menjadi ketenangan bagi hati mereka.[1] Selain itu Al Qur’an juga merupakan petunjuk kepada jalan yang benar/lurus. Sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah Q.S. Al Isro’ ayat 9, yang berbunyi:

      • إنَّ هذا القرآنَ يَهْدِيْ للتيْ هِيَ أقوَمُ ويُبَشرُ المُؤْمنيْنَ الذيْنَ يَعْملوْنَ الصَّالِحَاتِ أنَّ لهُمْ أجْرًا كَبيْرًا (الإسراء: ) Artinya: “Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S Al Isro’: 9) [2]

      [1] Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 175
      [2] Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara, Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, 1971) hlm. 425-426

      jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini


      Selasa, 24 April 2012

      efektifitas pondok romadon terhadap pengembangan materi pendidikan agama islam di sekolah umum

      PENDAHULUAN 

      A. LATAR BELAKANG

      • Kompleksitas problematika kehidupan di era globalisasi telah menawarkan banyak tantangan dan keuntungan bagi kelangsungan hidup manusia. Dan tantangan yang paling berat dalam hal ini adalah persoalan pilihan nilai moral, budaya, dan keagamaan, terutama bagi kalangan remaja. Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis mereka yang mengalami masa pubertas (masa pencarian nilai-nilai/ norma yang dirasa sesuai dengan dunianya). Tantangan tersebut nampaknya menjadi problematika tersendiri bagi para guru agama untuk segera diatasi atau bahkan diantisipasi sedini mungkin.[1]

      • Abu Ahmadi juga menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai agama Islam sejak dini sangatlah diperlukan guna mendukung dan mewujudkan tujuan dari pendidikan agama Islam. Terutama pada masa seperti saat ini, di mana multi krisis telah sangat akrab dengan kehidupan kita, khususnya masalah krisis moral. Selain itu, agama Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Atau, dengan kata lain bahwa ajaran Islam berisi pedoman–pedoman pokok yang harus digunakan untuk menyiapkan kehidupan yang sejahtera di dunia sekarang dan di akhirat nanti. [2]

      • Dengan demikian, peran guru agama Islam di sekolah sangat berpengaruh dalam pembinaan karakter/ kepribadian siswa yang dididiknya. Sebab materi pendidikan agama yang diajarkan lebih sering menyentuh masalah moral dan perilaku manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, guru agama diharapkaan dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki oleh setiap siswanya. Karena pada dasarnya setiap insan itu membawa potensi kebaikan sebagaimana telah disabdakan Rasulullah saw: 

      • حَدَّثَناَ عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا يُوْنُسُ عَنِ الزُّهْرِى أَخْبَرَنِيْ أَبُوْ سَلْمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تَحُسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ.(من صحيح البخاري كتاب الجنائز, رقم: 1270, إذا أسلم الصبي) 
      • ِArtinya: Rasulullah saw bersabda: "Tiada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi sebagaimana binatang ternak yang dicocok hidungnya dan apakah kamu menganggap hal itu sebagai suatu paksaan"(H.R. Bukhori, Kitab Jenazah, no 1270, Bab ketika seorang anak masuk Islam).[3]
      [1] Qomar, Mujamil. 2003. Meniti Jalan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h. 246-247
      [2] Ahmadi, A. dan Uhbiyatti, N. 2001. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 110
      [3]Bukhori.1992. Shohih Bukhori. Beirut-Libanon: Darul Kutub Al-Ilmiyah
        jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

        Selasa, 17 April 2012

        EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM MEMBENTUK BI'AH AL-'ARABIYAH

        BAB I 

        PENDAHULUAN 

        A. LATAR BELAKANG

        • Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan ataudapat diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Bila ada sepuluh jenis kegiatan yang kita rencanakan, dan tercapai hanya empat kegiatan yang dapat dilaksanakan, maka efektifitas kegiatan kita masih belum memadai. Demikian pula bila ada sepuluh tujuan yang kita inginkan dan ternyata hanya lima yang tercapai, maka usaha untuk mencapai tujuan tersebut masih dipandang kurang efektif. [1]

        • Dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi: Pertama: Efektifitas mengajar seorang guru terutama mencakup sejauh mana jenisi-jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Kedua: Efektifitas belajar murid terutama menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.[2]

        [1] Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Penerbit: Bina Aksara Jakarta, 1986, Hal. 50
        [2] Ibid, Hal. 51

        jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

        Senin, 16 April 2012

        ANALISIS KOMPARATIF ANTARA TEORI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM

        BAB I 

        PENDAHULUAN 

        A. Latar Belakang

        • Secara rasional semua ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui belajar. Maka, belajar adalah ”key term” (istilah kunci) yang paling vital dalam usaha pendidikan. Sehingga, tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.[1] Mengingat kecerdasan, kepintaran, dan tujuan pendidikan dapat dicapai tergantung pada sejauh mana proses pembelajaran itu dilakukan. Maka, belajar menjadi penting ketika seseorang ingin mencapai puncak keberhasilan dalam hidupnya. Dengan belajar, ia juga mampu mempertahankan kehidupan sekelompok manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju. Dengan demikian, belajar adalah sebuah keniscayaan untuk memperoleh pengetahuan konseptual-teoritis, mendapatkan keterampilan praktis-aplikatif dan berbudi pekerti luhur.

        • Belajar merupakan kebutuhan dan berperan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan manusia terlahir tidak mengetahui apa-apa, ia hanya dibekali potensi jasmaniah dan rohaniah (QS. An-Nahl:78). Maka sangat beralasan jika mengapa dan bagaimana manusia itu dipengaruhi oleh bagaimana ia belajar.[2]

        [1] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet.3, hlm.59.
        [2] William Berkson, John Wettersten, Psikologi Belajar dan Filsafat Ilmu Karl Popper. Terjemahan oleh Ali Noer Zaman (Yogyakarta: Qalam, 2003), hlm.v.

         jika anda pengen yang lengkap, silahkan unduh disini

        Kamis, 12 April 2012

        Tentang Blog Kumpulan Skripsi

        السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

        Bagi mahasiswa/mahasiswi yang males buat skripsi sendiri, silahkan download di blog mMn ini. anda cari judul yang pas bagi anda..
        bagi yang merasa blok ini baemanfaaat, mohon sambungan do'anya yaaach biar blogku ini menjadi blog ter favorit mulai dari 2012 sampai 3012. hehheheh
        berhubung tidak ada yang mau ditulis lagi ...

        والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

        link :

        mMn